KETAHUILAH WAHAI SAUDARAKU SEIMAN SEDARAH DAN SENASIB SEPERJUANGAN MENCARI RIDHO ALLAH, SESUNGGUHNYA MANUSIA TIADA SIA-SIA USAHANYA JIKA DINIATKAN DALAM BEKERJANYA UNTUK MENCARI RIDHO ALLAH DAN BERPRINSIP DENGAN BISMILLAH

Senin, 11 Juli 2011

PERSOALAN YANG DIHADAPI MAHASISWA

khususnya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. PENDAHULUAN.
Pendidikan mempunyai peran penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia, karena pendidikan pada dasarnya merupakan upaya menyiapkan peserta didik dimasa mendatang. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dimana individu diberi pertolongan untuk mengembangkan kemampuan, minat dan bakatnya, seperti tertulis bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahu-an dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang didalamnya ada banyak komponen, diantaranya ada kurikulum, pengajar, tenaga administrasi dan tentunya mahasiswa yang semuanya itu tidak lepas dari suatu persoalan yang mengikuti masing-masing komponennya.
Dalam pembahasan kali ini yang akan dibahas adalah persoalan-persoalan yang dihadapi mahasiswa Stain dalam kehidupan akademik dan sosialnya di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri yang persoalan-persoalan itu akan mempengaruhi bagaimana kelangsungan proses belajar mahasiswa STAIN.
Adanya persoalan-persoalan mahasiswa ini, apabila tidak mendapatkan treatment yang tepat oleh pihak-pihak yang bersangkutan akan menimbulkan banyak kejadian yang tidak diinginkan, seperti bentrok antar sesama mahasiswa, mahasiswa dengan pihak kampus, dan lebih banyak lagi akibat-akibat yang bisa ditimbulkan. seperti bentrok di Universitas Negeri Makasar antar sesama mahasiswa yang disebabkan oleh faktor balas dendam dan akhirnya melibatkan pihak kepolisian.

B. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SEBAGAI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri sebagai salah satu bentuk dari Perguruan Tinggi di Indonesia dan perguruan tinggi mempunyai pengertian satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi, Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi dua yaitu: pertama, Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh negara. Kedua, Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.

“Perguruan Tinggi di Indonesia dapat berbentuk, akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan Diploma (D1, D2, D3, dan D4), Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3), dan Spesialis”.

Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor Perguruan Tinggi Negeri merupakan pejabat eselon di bawah Menteri Pendidikan Nasional.
Selain itu juga terdapat perguruan tinggi yang dikelola oleh kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian yang umumnya merupakan perguruan tinggi kedinasan, salah satunya Sekolah Tinggi Akutansi Negara yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.
Dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi atau Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ada empat pihak yang terdapat didalamnya, yaitu: pertama, pihak yang berusaha belajar mengajar. Kedua, pihak yang berusaha belajar. Ketiga, pihak yang merupakan sumber pelajaran. Keempat, pihak yang berkepentingan atas hasil (outcome) proses belajar mengajar. Dari keempat komponen diatas harus menjadi satu demi terwujudnya cita-cita pendidikan di perguruan tinggi dan berdasarkan undang-undang yang berlaku, setiap perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional.
Penilaian yang digunakan dalam perguruan tinggi atau lebi khususnya Stain adalah dinyatakan dalam bentuk huruf yaitu A, B, C, D, dan E, yang masing-masing bernilai: 4, 3, 2, 1, dan 0. Sedangkan tujuan penilaiannya adalah “menyediakan informasi, baik yang bersifat objektif maupun impresionistik yang sangat digunakan untuk bahan pengambilan keputusan.”

C. PERSOALAN YANG DIHADAPI MAHASISWA STAIN SALATIGA

Banyak masalah yang dialami oleh mahasiswa akan tetapi, Masalah-masalah yang sering dialami mahasiswa dalam kehidupan akademik dan sosialnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan:
a. Masalah konsentrasi. Banyak mahasiswa mengeluh karena tidak bisa konsentrasi, sehingga hasil belajar tidak maksimal. Sebabnya bermacam-macam, dapat dari diri mahasiswa (intern) atau luar dirinya (ekstern), seperti perasaan sepi, dorongan ingin pulang bagi anak-anak kost, konflik dengan lingkungannya.
b. Masalah yang berhubungan dengan sistem pengajaran, yaitu kesulitan mengikuti kuliah, membaca buku sumber berbahasa asing dan lain-lain. Dan bahkan refrensi buku yang dibutuhkan kadang tidak ada di kampus atau perpustakaannya.
Dalam pelaksanaan perkuliahan, ada juga dosen yang tidak profesional dalam pelaksanaan tugasnya. Diantaranya adalah ketika dosen ada di dalam kelas, ada dosen yang sudah kecapean dengan aktifitasnya diluar dosen. Sehingga menjadikan dosen tidak berkonsentrasi dan bahkan mengantuk. Seringkali dosen setelah mengajar atau sudah tidak ada jadwal mengajar lagi langsung pulang sehingga disaat mahasiswa membutuhkan, harus mencari terlebih dahulu karena tidak ada di ruangan kantornya. Dan biasanya harus janjian terlebih dahulu apabila ingin bertemu atau lebih parahnya urusan akademik kampus menjadi urusan rumah akademik. Atau urusan yang seharusnya diselesaikan dikampus menjadi penyselesaiannya di rumah dosen yang bersangkutan. Sehingga sifat resmi akademik menjadi bersifat lunak dan efeknya akan bersifat subjektif dalam penentuan sikap oleh pihak dosen kepada mahasiswanya.
c. Masalah tidak menyukai mata kuliah atau dosen tertentu. Jika mahasiswa tidak menyukai dosen tertentu atau mata kuliah tertentu, akibatnya mahasiswa cenderung tidak mau mengikuti kuliah. dan masalah mahasiswa tidak suka dengan mata kuliah itu ada banyak penyebabnya, diantaranya adalah mahasiswa tidak suka dengan gaya mengajar dosen, mahasiswa ada konflik dengan teman sekelas dimata kuliah tertentu itu dan penyebab yang terakhir adalah memang mahasiswa sudah tidak suka dengan mata kuliah tersebut.
d. Masalah daya tahan dalam kelangsungan studi. Ada mahasiswa yang mudah kecewa karena nilai yang rendah kemudian putus asa dan ingin berhenti kuliah, tidak tahan jauh dari orang tua, konflik-konflik pribadi dan karena ketegangan emosional.
e. Masalah yang berhubungan dengan kurikulum di Stain. Kurikulum yang ada pada program S1 di Indonesia adalah mengacu pada belanda, yaitu kurkulum yang bertujuan menghasilkan tenaga kerja ahli dalam waktu singkat. Kurikulum ini sudah tidak umum lagi, tetapi khusus dan sudah menjurus pada spesialisasi tiap-tiap disiplin ilmu. Tanpa melanjutkan keprogram pascasarjana, lulusan program S1 diharapkan sudah dapat menjadi ahli dibidangnya masing-masing dan berbekal itu masuk kedunia kerja. dan efeknya adalah sarjana-sarjana lulusan Perguruan tinggi yang keluarannya berasal dari sebuah sistem yang mogol atau tanggung.
2. Masalah penyesuaian diri dan hubungan sosial:
a. Kesulitan mencari teman. Ada mahasiswa yang canggung dalam pergaulan dan tidak tahu yang harus dilakukan, rasa rendah diri atau malu.
b. Penyesuaian diri terhadap kehidupan kampus. Mahasiswa baru biasanya tidak tahu banyak soal tata cara kehidupan kampus dan membutuhkan berbagai informasi dan bimbingan.
c. Kesulitan menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan norma-norma lingkungan di mana mahasiswa tinggal.
d. Konflik dengan teman sekamar, seasrama atau sejurusan. Ini terjadi biasanya karena berselisih faham atau karena kekecewaan dengan teman.
3. Masalah-masalah yang sifatnya pribadi:
a. Masalah konflik dengan pacar atau pacar yang tidak disetujui orang tua.
b. Masalah pertentangan dengan anggota keluarga.
4. Masalah ekonomi
Banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi karena kiriman uang yang terlambat, uang tidak cukup atau tidak dapat mengatur keuangan. Yang semua itu bisa berakibat terhadap konsentrasi belajarnya, apalagi terhadap mahasiswa yang kuliah sambil kerja, kuliah dan sebagai aktifis dan banyak lagi agenda-agenda mahasiswa yang sangat komplek.
Dari semua kegiatan mahasiswa, tidak semua mahasiswa bisa mengatur waktu aktifitasnya dengan baik dan benar, dan bahkan cuma sedikit mahasiswa yang mampu membagi waktunya sehingga belajarnya tidak terganggu dan tetap bisa melaksanakan studi kuliahnya dengan lancar.


5. Masalah memilih jurusan, jabatan dan masa depan.
Ada dan bahkan banyak mahasiswa yang salah pilih jurusan yang pada saat proses belajarnya muncul keinginan untuk pindah jurusan, yang semua itu mempunyai faktor-faktor tertentu, diantaranya adalah masuk jurusan tertentu karena keinginan orang tua bukan keinginannya sendiri, ada yang merasa masa depannya tidak menentu dan tidak tahu apa yang diperbuat. Masalah-masalah ini dapat mengakibatkan rasa gelisah, cemas, ketegangan, konflik dan frustasi, jika tidak secepatnya diatasi akan mengganggu kelancaran studi mahasiswa. Ada mahasiswa yang cepat mengatasi persoalan-persoalannya tetapi ada juga yang berlarut-larut. Hal seperti ini mengakibatkan energi mahasiswa banyak terbuang dan proses studinya menjadi tidak efektif.
Dan masalah masa depan adalah berhubungan dengan menghadapi dunia bursa kerja yang semakin hari semakin kompeten mencari karyawan dan itu dialami setelah mahasiswa diwisuda dan mendapatkan ijazah. Mampukah mahasiswa STAIN bersaing dan sesuai dengan bursa kerja yang relevan.
STAIN sebagai perguruan tinggi haruslah mampu memberdayakan peserta didiknya atau yang sering disebut dengan mahasiswa yaitu dengan tuntutan terhadap proses pembelajaran yang mengarah pada kemandirian para peserta didik sangat diperlukan untuk mengantisipasi masa depannya. Pendidik tidak mungkin dapat menentukan dan mengetahui kehidupan kelak, baik kehidupan diri sendiri maupun kolektif.
Sesuai realita yang ada, Pada periode 2009-2010, jumlah lulusan Perguruan Tinggi di indonesia, baik swasta maupun negeri yang masih menganggur diperkirakan mencapai 600 ribu. Jumlah tersebut berpotensi naik setiap tahun. Sebab, rata-rata setiap tahun 30 persen dari 200 ribu mahasiswa yang diwisuda tidak terserap di dunia kerja.
Permasalahan yang berikutnya adalah persoalan yang dihadapi mahasiswa dalam aspek pembayaran uang setiap semester yaitu Spp dan uang praktikum. Disini banyak mahasiswa yang bingung terhadap alur penggunaan uang tersebut terutama uang praktikum. Dengan keadaan mahasiwa yang bingung ini, akan mengganggu konsentrasi mahasiswa dalam studinya terutama bagi mahasiswa yang mempunyai masalah lagi diaspek ekonomi. Maka dari itu dalam perguruan tinggi dibutuhkan pemimpin yang visioner. Dengan pemimpin visioner ini diharapkan mampu menjadi cahaya menguak kegelapan ketidakpastian arah dana dan menjadi lebih transparan bagi semua kalangan.
Selain transparansi dana, pihak kampus juga harus bisa menjadi pengayom mahasiswanya, seperti adanya bentrok antar mahasiswa yang berbeda fakultas, yaitu Fakultas Bahasa dan Sastra pada universitas negeri Makasar akhir-akhir ini yang mengakibatkan rusaknya sarana prasarana kampus.
Bentrokan tersebut terjadi dua kali, yang pertama dapat dinetralisir oleh pihak kepolisian namun bentrok yang kedua adalah rentetan dari kejadian bentrok antar kedua fakultas itu pada sore harinya. Ketika itu, dua mahasiswa Fakultas Teknik semester VI, namanya Ruman Sidik dan Jumansyar, mengaku dikeroyok oleh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra. Akibat pengeroyokan tersebut, Ruman mengalami pendarahan pada bagian dagunya, sedangkan Jumansyar mengalami pembengkakan pada bagian belakang kepalanya.
Perselisihan dikampus ini, sudah melibatkan pihak kepolisian Makasar, sedangkan pihak kepolisian memberikan himbauan kepada pihak kampus biar tidak terulang lagi kejadian serupa. Salah satu saran dari pihak kepolisian adalah dengan cara pihak kampus membuka satu pintu yang bisa menjadikan kampus lebih transparan bagi seluruh aspek perguruan tinggi dan menyarankan agar mahasiswa dilarang tinggal di dalam fakultas.
Tentulah pentig aturan-aturan sederhana seperti itu, karena sebuah masalah kecillah yang kemudian bisa menjadi besar apabila tidak mendapatkan treatmen yang sesuai dan tepat, mulai dari waktu dan langkah-langkahnya.
Yang awalnya hanya satu pihak yang terlibat maka dengan membesarnya masalah, semakin banyak pula pihak yang terlibat didalamnya. Seperti bentrok antar mahasiswa di Maluku yang sudah tercantum diatas, awalnya hanya sesama manusia, kemudian kepihak kampus dan akhirnya sampai kepada pihak kepolisian. Yang pastinya nama universitas pun menjadi buah bibir orang-orang. Yakni mendapat nilai yang negatif. Padahal mahasiswa sering dikatakan sebagai penerus bangsa dan kampus adalah tempat untuk para penerus bangsa itu.

Tidak ada komentar: