KETAHUILAH WAHAI SAUDARAKU SEIMAN SEDARAH DAN SENASIB SEPERJUANGAN MENCARI RIDHO ALLAH, SESUNGGUHNYA MANUSIA TIADA SIA-SIA USAHANYA JIKA DINIATKAN DALAM BEKERJANYA UNTUK MENCARI RIDHO ALLAH DAN BERPRINSIP DENGAN BISMILLAH

Rabu, 01 Juni 2011

Tekhnik Mendisiplinkan Siswa dalam Belajar

PENDAHULUAN


Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks didalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa ke taraf yang dicita-citakan.
Sedagkan Disiplin tidak merupakan suatu yang datang dari luar, akan tetapi merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu hal yang wajar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam satu suasana dimana diantara guru dan para siswa terjalin sifat persahabatan yang berakar pada dasar saling menghormati dan saling percaya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana strategi guru mendisiplinkan siswa dalam proses belajar ”.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Arti kata disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin disini bsa dibilang taat dengan semua aturan yang sudah disediakan, dan apabila dikaitkan dengan disiplin siswa adalah sikap siswa yang taat terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuaan peraturan itu. Maka dari itu, kedisiplinan tidak bisa ditanamkan secara otoritas oleh orang lain atau seorang guru kepada siswa, akan tetapi harus ada kesadaran sendiri dan unsur kepercayaan dari seorang guru atau secara umumnya masyarakat.
B. Masalah-masalah yang ada
Tindakan siswa yang disiplin maupun indisiplin itu tidak lepas dari pengaruh-pengaruh, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Dan tindakan-tindakan disiplin itu tidak akan diperoleh secara spontan, tetapi adalah butuh proses yang tidak bisa dilakukan sendiri tetapi membutuhkan lingkungannya yang sangat mendukung.
Ada beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, diantaranya sebagai berikut:
a. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.
b. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah.
Kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
c. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.
d. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum.
kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.
Betapa banyaknya penyebab-penyebab sikap indisiplin, yang kesemua itu tidak hanya dipengaruhi oleh satu aspek saja, tapi banyak, diantaranya ada aspek dari guru, pihak sekolah, dari keluarga dan dari kurikulum pendidikan itu sendiri. Dan apabila kita ingin menciptakan suasana yang disiplin, maka kita juga harus melibatkan dari beberapa aspek tadi.
Permasalahan yang sering kita lihat adalah ketika seorang guru kesulitan dalam melaksanakan disiplin kelas langsung memarahi dan memberikan cap negatif atau kurang sopan kepada siswanya dan bahkan sering membanding-bandingkan dengan kelas lain.
C. Tekhnik mendisiplinkan siswa
Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks didalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus didudukkan dan dibenarkan semata-mata kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.
Namun apa yang guru lakukan bila mendapati siswa nya berbuat sesuatu yang mengganggu jalannya pembelajaran di kelas. Apabila guru hanya berpikir mengatasinya dengan cara mendisiplinkan siswa maka hal-hal yang berbau menghukum akan terjadi. Dengan demikian terlihat sekali hubungan antara menghukum dan mendisiplinkan siswa. Untuk kasus siswa yang mengganggu jalannya pembelajaran di kelas, banyak hal yang guru akan lakukan. Dari membentak sampai melakukan tindakan yang bersifat hukuman fisik. Hukuman fisik inilah yang terkadang menjerumuskan guru menuju tindakan kekerasan kepada siswa.
Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam satu suasana dimana diantara guru dan para siswa terjalin sifat persahabatan yang berakar pada dasar saling menghormati dan saling percaya mempercayai. Siswa dalam proses belajar mengajar dapat dianggap sebagai seorang individu dalam suatu masyarakat kecil yaitu masyarakat sekolah. Pembiasaan yang baik di sekolah dalam bentuk tata tertib sekolah yang disetujui dan diterima bersama oleh sekolah dan siswa dengan penuh kesadaran. Dengan begitu, tata tertib akan membawa masyarakat sekolah (siswa) kearah yang lebih menguntungkan. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar senantiasa dibutuhkan situasi dan kondisi yang aman, tertib, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan tenang dan pada akhirnya berhubungan positif dengan peningkatan prestasi belajar siswa, yang salah satu asumsi pokoknya dalam pendidikan adalah tinggi rendahnya hasil belajar siswa di sekolah.
Pembagian disiplin ada dua, yaitu disiplin preventif dan korektif. Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Lucien B. Kenny memberikan langkah-langkah dalam pembinaan kelas oleh seorang guru, diantaranya adalah:
a. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan murid-murid.
b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggungjawab pada diri murid-murid
c. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.
d. Mmeberi kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan dan bekerjasama.
e. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir kritis terutama dalam mengungkapkan pendapat.
Dalam beberapa pengembangan sikap diatas, harus memperhatikan pula perbedaan individual murid dalam kesanggupan mawas diri dan pengendalaian dirinya.
Jadi dapat kita simpulkan dari beberapa sikap yang berhubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya.
Setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
b. Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.


BAB III
PENUTUP

Maslah disiplin kelas adalah masalah yang gampang-gampang sulit bagi seorang guru dalam melaksanakan pembelajarannya, namun sikap disiplin ini harus tetap dilakukan demi terwujudnya pembelajaran yang sukses seperti tujuan pendidikan itu sendiri. Dalampelaksaannya banyak dari guru yang mengalami kesulitan, kadang-kadang guru sampai marah-marah disaat siswanya berlaku indisiplin. Bahkan ada seorang guru yang menghukum siswanya gara-gara indisiplin.
Disini seorang guru dituntut menjadi tenaga yang profesional dalam mengakkan skap disiplin. Mulai dari mencari asal-usulnya masalah yang membuat tidak disiplin, sampai ke penyelesai-annya harus tepat sehingga tidak menjadikan siswanya tertekan atau memberontak.
Ketika sikap tegas dari seorang guru diperlukan untuk menghukum siswanya, maka harus ingat tentang teori menghukum itu sendiri, yaitu: menghukum karena anak bersalah dan menghukum supaya anak tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Adapun syarat-syarat menghukum, diantaranya:
a. hukuman harus selaras dengan kesalahanya.
b. Hukuman harus adil.
c. Hukuman harus segera dilaksanakan, agar anak dapat menyadari kesalahannya.
d. Hukuman harus sesuai juga dengan umur anak.
e. Hukuman harus disertai dengan keterangan yang jelas.
f. Hukuman hendaknya dihindari disaat kita marah, dan hendaknya hukuman badan itu dihindari.

Tidak ada komentar: