BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dunia dewasa ini mengalami kemajuan yang tak terbendung diseluruh sektor kehidupan. Tak terkecuali bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang biasa kita kenal dengan istilah “iptek”. Dikalangan generasi muda, ada semacam perkataan bagi mereka yang menguasai dan tidak menguasai iptek. Mereka yang kurang menguasai teknologi dengan baik harus berbesar hati mendapat julukan “gaptek” dan “jadul”.julukan ini sebetulnya menjadi biasa tatkala kita tidak menanggapinya dengan serius, tetapi akan menjadi motivasi besar jika kita renungkan lebih dalam karena penguasaan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat dibutuhkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yaki dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, transportasi, terbukti amat bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek juga berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.
Disinilah, hubungan pendidikan islam sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali, agar hal yang demikian tidak terjadi lagi dimasa mendatang.
Dalam penyusunan makalah ini kami mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah pemenuhan tugas mata kuliah kapita selekta pendidikan islam, untuk memahami hubungan pendidikan islam dengan iptek, untuk lebih mengetahui peran pendidikan islam dalam perkembangan teknologi, dan untuk mengetahui pandangan islam terhadap iptek.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah definisi pendidikan islam ?
2. Apakah definisi iptek ?
3. Apa tujuan pendidikan pendidikan islam ?
4. Apa hubungan pendidikan islam dengan iptek ?
5. Apa saja dampak negatif iptek ?
6. Bagaimana upaya pendidikan islam dalam menghadapi dampak negatif dari iptek ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidikan Islam
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, yaitu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Sedangkan menurut Athiyah Al Abrasy, pendidikan islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaan halus, profesional dalam bekerja dan manis tutur sapanya.
Jadi definisi pedidikan islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dan kepribadian.
B. Definisi Iptek
Iptek merupakan singkatan dari dua materi yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena saling mendukung satu sama lain. Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkembang secara mandiri, menciptakan dunia tersendiri. Akan tetapi teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari ilmu pengetahuan yang kokoh. Maka tekologi dan ilmu pengetahuan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980), teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur, dam lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah teknologi belum digunakan.
Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapa diartikan pengetahuan tentang cara. Sedangkan pengertian teknologi sendiri adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.
C. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan islam memiliki dua dimensi tujuan, yaitu tujuan vetikal dan tujuan horisontal. Tujuan pendidikan islam secara vertikal adalah untuk mendekatkan diri dan menggapai ridho Allah SWT. Pendekatan vertikal ini diarahkan pada penyadaran diri manusia sebagai hamba Allah SWT. Yang diciptakan untuk beribadah hanya kepada_Nya. Sebagaimana dalam Al Quran surat Adz- Dzariyat ayat 56.
Adapun penyadaran diri manusia sebagai khalifah di bumi merupakan tujuan pendidikan islam yang berdimensi horisontal secara global. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 30.
D. Hubungan Pendidikan Islam Dengan Iptek
Islam memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al Quran dan Al Hadist menjadi kaidah fikriyah, yaitu suatu asas yang diatasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia.
Islam memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan aqidah islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun surat Al Alaq ayat 1.
.اقراء باسم ربك الذى خلق
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama tuhanmua yang menciptakan”.
Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari aqidah islam, karena iqra’ haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas aqidah islam.
Peran pendidikan agama islam dalam perkewmbangan teknologi diantaranya sebagai berikut:
a. Aqidah islam sebagai dasar iptek.
b. Syariah islam sebagai standar dalam pemanfaatan iptek.
Hukum syariah(halal-haram) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek.
E. Dampak Negatif dari Iptek
Kemajuan iptek yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan manusia, dan pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai penyelamat yang akan membebaskan mereka dari berbagai kesulitan. Iptek diyakini akan memberikan umat manusia kebahagiaan.sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkir, namun manusia juga tidak bisa menipu dirinya sendiri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Manusia telah meninggalkan esensi dari iptek itu sendiri bahwasanya iptek merupakan pengembangan dari keimanan. Yaitu ketaatan kita kepada sang khaliq yang memerintahkan manusia untuk mencari ilmu.seharusnya iptek dikembangkan, manusia itu jadi mampu meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Manusia harus mengendalikan dan mengarahkan perkembangan iptek kepada jalur yang digariskan Allah SWT. Akan tetapi realita yang ada ternyata perkembangan iptek membuat manusia lepas dari jalan-Nya, bahkan dikendalikan oleh penemuan manusia itu sendiri.
Kelemahan-kelemahan itu lah yang menimbulkan dampak-dampak negatif, diantaranya:
a. Meningkatkan aksi terorisme yang memanfaatkan kemudahan akses komunikasi dan perakitan senjata atau bom.
b. Penggunaan informasi dan situs tertentu, seperti pornografi.
c. Terjadinya pegangguran bagi tenaga kerja yang tidak memiliki kualifikasi yang sesuai.
d. Penyalahgunaan pengetahuan.
F. Upaya pendidikan islam dalam menghadapi dampak negatif iptek.
Materi pendidikan islam diharapkan mampu mengembalikan manusia ke ditrahnya, sehingga manusia dapat melaksanakan perannya sebagai khalifah dalam kontek luas di bumi ini dengan baik.
Menurut Prof. A. Qodry Azizy (2004:81), tiga komponen yang dimiliki oleh pendidikan islam yang sebagai kunci dalam mengendalikan dan mengembalikan iptek ke posisi semula, yaitu:
1. Amar Ma’ruf
Pendidikan islam memperkenalkan konsep pengembangan amar ma’ruf. Tidak hanya kaitannya dalam pergaulan sosial saja, akan tetapi amar ma’ruf ini dimaknai juga sebagai pengembangan diri dan iptek secara positif. Jadi apapun yang dihasilkan oleh umat islam harus memiliki nilai manfaat bagi seluruh umat. Dan pemanfaatan iptek harus mengarah kepada hal yang benar dan yang diridhoi oleh Allah SWT.
2. Nahi Munkar
Pendidikan islam juga mengarahkan manusia untukmembedakan dan memilih kebenaran. Andaikan ada penyalahgunaan iptek, maka pendidikan islam mengharuskan umat islam untuk menghindarinya dan memperbaiki serta mencegah penyalahgunaannya kembali.
3. Iman Kepada Allah SWT.
Poin ketiga ini menjadi poin utama dan dasar dalam pendidikan islam. Karena dengan iman kepada Allah maka umat islam akan mampu menghadapi dampak negatif dari iptek yang akan datang.
Iman kepada Allah akan menghadirkan rasa takut melakukan maksiat, dan rasa malu melakukan kerusakan di bumi. Sebesar apapun dampak negatif iptek, umat islam akan mampu membentengi diri melalui peningkatan keimanaan yang terus-menerus.
BAB III
PENUTUP
Ilmu pengetahuan dan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat dibutuhkan. Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkembang secara mandiri. Teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari ilmu pengetahuan yang kokoh. Maka dari itu teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi kesatuan yang tak terpisahkan.
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Maka dari itu, peran pendidikan islam dalam perkembangan iptek antara lain, aqidah islam sebagai dasar pengembangan iptek; dan syariah islam sebagai standar pemanfaatan iptek. Karena pendidikan islam memiliki tiga komponen untuk mengendalikan dan mengembangkan iptek. Yaitu: Amar ma’ruf; Nahi mungkar; dan Iman kepada Allah SWT.
REFRENSI
Mulkhan, Abdul Munir. Dkk. Religiusitas Iptek. Pustaka pelajar. Bima bayu atisah. 1998.
Sabda, Syaifudin. Model Kurikulum Terpadu IPTEK dan Imtaq. Quantum teaching. Ciputat. 2006.
Soewardi, Slamet, AM. Pelangi Pendidikan. Universitas sanata dharma. Yogyakarta. 2005.
Thoha, Chabib. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Pustaka pelajar. Yogyakarta. 1996.
Yunus, Muhammad. Qosim Muhammad. Tarbiyah Wa Ta’lim Litiba’ah Wa Nasir. Surabaya. 1980.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar