Selasa, 02 Oktober 2012
CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KUANTITATIF
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis, perusahaan bergerak diberbagai bidang usaha yang sangat beragam, namun dari sekian banyak bidang usaha itu “masing-masing bidang usaha saling ketergantungan” menurut Kasmir (2004:1). Dan masalah-masalah pokok yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan selalu tidak lepas dari kebutuhan akan dana (modal) baik perusahaan yang baru berdiri ataupun yang sudah berjalan bertahun-tahun.
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya selalu bergerak dalam bidang keuangan. Untuk kehidupan saat ini tentunya tidak akan terlepas dari perputaran uang yang melewati bank. Diantara kegiatan bank yang sudah umum adalah sebagai tempat meminjam uang (kredit), tempat menukar uang, pembayaran listrik, pembayaran kuliah, dan banyak lagi peran dan fungsi lainnya.
Dan di antara jenis-jenis bank yang ada di Indonesia adalah Badan Kredit Kecamatan (BKK) yang berada di masing-masing kecamatan dan bergerak dalam bidang perkreditan untuk rakyat.
Berjalannya perusahaan tentunya tidak lepas dari adanya karyawan, dan masing-masing karyawan tentunya memiliki keyakinan atau agama. Namun karyawan adalah tetap karyawan yang hidup dalam perusahaan dan perusahaan memiliki kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan. Bagi karyawan yang beragama Islam tentulah mempunyai jadwal-jadwal khusus dalam menjalankan ibadahnya setelah mendengar adzan.
Sebagai manusia yang berpendidikan, diharapkan mampu mengimbangi antara keperluan dunia dan keperluan akhirat seperti telah diungkapkan dalam Istilah sistem pendidikan (Langgulung, 1988:4). Yang bermaksud suatu pola menyeluruh suatu masyarakat dalam lembaga-lembaga formal, agen-agen, dan organisasi yang memindahkan pengetahuan dan warisan kebudayaan yang mempengaruhi pertumbuhan sosial, spiritual, dan intelektual.
Seorang muslim harus bekerja dengan giat dan tidak boleh meninggalkan kewajiban serta kebutuhan kita untuk beribadah kepada Allah. Di samping jadwal atau kebijakan perusahaan yang membatasi ruang gerak karyawan, karyawan harus mampu mengatur waktu itu sendiri apalagi dalam hal melaksanakan shalat sebagai umat Islam. Karena dikemukan oleh Firman Allah pada Surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (Depag, 2005:401)
Wahyu Allah di atas ditegaskan lagi oleh Musbikin (2007b:24) bahwa
“Shalat dapat menerangi hati seseorang dalam kehidupan yang panjang dan penuh liku-liku. Shalat juga bisa menjaga seseorang dari godaan setan, dan kebingungan dalam kegelapan, supaya jiwa dan hatinya menjadi tenang dalam kehidupan dunia yang fana ini”.
Jadi diharapkan di sela-sela waktu kerja itu apabila sudah waktunya shalat untuk bersegera melaksanakan shalat supaya menjadikan fikiran tenang, hati yang terang dan keadaan relaks dalam bekerja itu tercapai dan hasilnya juga akan lebih baik. Dan lebih ditegaskan lagi untuk menjalankan shalat oleh Wahyu Allah kembali di surat An-Nisa’ ayat 103 yang berbunyi:
• •
Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang berima” (Depag, 2005:95)
Dengan turunnya wahyu di atas menegaskan bahwa shalat adalah harus sesuai dengan waktun yang sudah ditentukan dalam keadaan apapun seperti yang sudah diungkapkan oleh Fauzi (2007:24) Shalat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Jangankan dalam kondisi aman, dalam situasi perang sekalipun, shalat harus tetap dikerjakan.
Kebijakan yang baik adalah kebijakan yang bisa membuat karyawan atau pegewainya merasa nyaman dalam bekerja dan mampu menciptakan situasi kerja yang efektif, apalagi berhubungan dengan pelaksanaan shalat bagi karyawan. Kebijakan/tata tertib yang ideal adalah mampu memberikan kesempatan dan anjuran bagi karyawan untuk melaksanakan shalat sebagai kewajiban dan kebutuhan untuk menyeimbangkan kehidupan dunia akhiratnya.
Namun sering kali karyawan-karyawan yang sudah waktunya menjalankan shalat akan tetapi mereka masih sibuk dengan aktivitasnya, kadang juga ada yang sibuk mencari makan. Dari kondisi yang seperti itu, banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya. Bisa dari kebijakan perusahaan yang mengharuskan beraktivitas yang seperti itu, atau memang berasal dari masing-masing karakter individu karyawan yang beragam.
Di BKK Sidorejo ini, berlokasi lumayan jauh dari tempat ibadah atau masjid, dan bersebelahan dengan warung makan, sehingga karyawan biasanya pesan makan siang terlebih dahulu dibandingkan menjalankan shalat dzuhur pada jam istirahat kerja.
Karyawan BKK terdapat karyawan yang perempuan, sehingga mereka menggunakan make-up, ini mempengaruhi mereka dalam melaksanakan shalat. Mulai dari waktu pelaksanaan shalat, proses pelaksanaannya, dan tempat yang khusus bagi perempuan untuk melaksanakan shalat.
Sebelum seorang muslim melaksanakan shalat hal yang harus dilakukan adalah menghilangkan hadast yang menempel pada tubuh, salah satunya cara menghilangkan hadats kecil adalah dengan berwudhu (Rifa’I, 2004:16). Berwudhu adalah membersihkan sebagian anggota tubuh dengan air untuk menghilankan hadats kecil dan dengan berwudhu ini bisa menghapuskan make-up yang sudah dikenakan sejak pagi berangkat kerja. sehingga setelah selesai melaksanakan shalat mereka membutuhkan waktu dan tempat untuk menghias diri kembali.
Dengan eklusifnya kebutuhan dalam melaksanakan shalat tersebut tentunya sebagai karyawan yang masih terikat oleh adanya kebijakan perusahaan perlu mengatur waktu sebaik mungkin supaya tetap bisa melaksanakan kewajiban dalam agama yaitu shalat dan kewajiban dalam duniawi yaitu bekerja mencari nafkah buat keluarga.
Dengan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh kebijakan perusahaan terhadap kedisiplinan menjalankan shalat karyawan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD. BKK) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:
Bagaimanakah variasi kebijakan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012?
Bagaimanakah variasi kedisiplinan menjalankan shalat para karyawan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012?
Adakah hubungan kebijakan perusahaan terhadap kedisiplinan menjalankan shalat pada karyawan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012?
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
Untuk mengetahui kebijakan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012.
Untuk mengetahui kedisiplinan menjalankan shalat para karyawan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012.
Untuk mengetahui Ada atau tidaknya pengaruh kebijakan perusahaan terhadap kedisiplinan menjalankan shalat pada karyawan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012.
Hipotesis penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diperoleh beberapa hipotesis, yaitu:
Kebijakan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012 tentunya memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada karyawan yang hendak menjalankan shalat, asalkan apresiasi itu tidak disalahgunakan.
Kedisiplinan menjalankan shalat para karyawan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012 masih bisa dibilang sesuai dengan kesadaran masing-masing karena yang namanya shalat adalah sesuai dengan kesadaran masing-masing individu, semakin tepat waktu atau awal waktu adalah semakin baik. Namun yang namanya karyawan pasti mempunyai karakter yang berbeda selain fasilitas ataupun sarana prasarana yang mendukung, seperti mushola, tempat wudlu dan kebijakan yang berlaku.
Ada pengaruh kebijakan perusahaan terhadap kedisiplinan menjalankan shalat pada karyawan Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sidorejo Kota Salatiga tahun 2012.
Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk penyempurnaan kebijakan terhadap karyawan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD. BKK) Sidorejo agar bisa menjalanakan shalat secara tertib dan disiplin.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan karyawan disiplin menjalankan shalat.
Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kontribusi bagi
Pengembangan disiplin ilmu agama Islam terutama fikih dan akhlak.
Sebagai bahan masukan serta referensi bagi penelitian yang dilakukan selanjutnya.
Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan devinisi operasional dan pembatasan terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalah pahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah- istilah tersebut adalah:
Kebijakan perusahaan
Kebijakan bisa dikatakan juga dengan tata tertib atau wewenang perusahaan untuk mengatur dan menjalankan perusahaannya yang pemimpinnya adalah sebagai sandaran akan tetapi tetap mengacu kepada undang-undang perbankan yang ada di indonesia.
Adapun Indikator kebijakan perusahaan adalah sebagai berikut:
Kenyamanan karyawan
Pemahaman karyawan terhadap kebijakan/ tata tertib
Tingkat kepatuhan
Penetapan kebijakan
Sanksi terhadap pelanggaran
Perusahaan Daerah BKK (Badan Kredit Kecamatan)
Badan Kredit Kecamatan adalah termasuk bank yang bergerak dalam bidang usaha perkreditan, sedangkan pengertian bank secara umum dijelaskan oleh Kasmir (2004:23). Bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Sedangkan aktivitas bank yang berkaitan dalam lingkup keuangan, maka bank itu berperan sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan setelah dana terhimpun oleh bank, maka bank itu kembali mempunyai tugas untuk memutarkan uang itu yaitu lewat menjualnya kembali kepada masyarakat.
Sedangkan perusahaan daerah badan kredit kecamatan itu adalah bank yang berada di setiap daerah dan bergerak dalam perkreditan bagi nasabah.
Kedisiplinan menjalankan shalat
Disiplin adalah sikap yang selama ini masih harus digalakkan bagi masyarakat kita, sedangkan Musbikin (2007b:32). Menjelaskan kedisiplinan itu sangatlah penting karena seseorang yang ahli shalat khusu’ adalah orang yang bisa menyikapi waktu. Bukan hanyut oleh waktu akan tetapi dia itu bisa mengatur waktunya sendiri.
Sebagaimana dijelaskan pendapat yang lain bahwa, Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan dan ketertiban (Prijodarmanto,1992:23)
Banyak tokoh yang menjelaskan pengertian dari disiplin, dan disini, Marzuki (1998:15) mengatakan lebih singkat tentang apa itu disiplin, yaitu ”kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan”. Jadi yang dimaksud kedisiplinan menjalankan shalat adalah ketepatan dan kepatuhan dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu dalam satu hari dan satu malam yang mencakup waktu, ketepatan waktu, rukun dan syarat-syaratnya.
Kedisiplinan dalam menjalankan shalat menurut penulis adalah sikap yang tampak pada diri seseorang dalam mencerminkan sikap disiplin dalam melaksanakan aktivitas shalat lima waktu serta ketepatan waktu.
Menurut Musbikin (2007a:273) orang yang tidak disiplin dalam menjalankan shalat akan berakibat pada turunnya tingkat kecerdasan emosi seseorang, bahkan lebih buruk lagi disebut buta hati. Dan dengan rutinitas shalat disela-sela pekerjaan akan memberikan waktu untuk relaksasi dimana dengan relaksasi tersebut akan memudahkan manusia menyetel ulang tombol-tombol pemicu dalam amigdala kita, sehingga kita tidak mudah terprovokasi. Disaat kita melakukan gerakan-gerakan shalat akan mampu melancarkan aliran darah dan oksigen di dalam tubuh kita. Dan ketika oksigen di dalam tubuh kita tidak lancar atau berkurang, kita akan merasa lelah yang dampak pada mental kita adalah hilangnya konsentrasi, dan hilangnya daya nalar.
Dengan demikian penulis menyimpulkan indikator dari kedisiplinan menjalankan shalat adalah sebagai berikut:
Memiliki kecerdasan emosi.
Memiliki tekhnik pengelolaan stres.
Tidak mudah kehilangan konsentrasi.
Sedangkan Musbikin (2007b:32). Mengemukakan pendapat yang lain bahwa orang yang benar-benar menjalankan shalat dan hatinya hadir, maka Allah akan mengagungkannya dan di dalam hatinya akan dipenuhi rasa malu kepada Allah dan tidak ada yang maha benar kecuali Allah. Maka dari itu penulis marik kesimpulan bahwa indikator bagi orang yang disiplin menjalankan shalat adalah sebagai berikut:
Memiliki rasa malu.
Dan memiliki rasa pemaaf.
Metode Penelitian
Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Metode merupakan suatu proses, prinsip dan prosedur yang berfungsi untuk menghasilkan data dan analisis yang valid dalam usaha mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara untuk memecahkan masalah dengan jalan menemukan, mengumpulkan, menyusun data guna mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang hasilnya dituangkan dalam penulisan ilmiah (skripsi). Adapun metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kausalitas (pengaruh).
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena ingin mengetahui kausalitas (hubungan) antara dua variabel. Yaitu kebijakan perusahaan pada PD BKK Sidorejo ini terhadap kedisiplinan karyawannya menjalankan shalat.
Lokasi dan Waktu
Dalam penelitian ini, lokasinya adalah di Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Sidorejo yang berada dijalan Menur Kelurahan Sinoman kecamatan Sidorejo lor Salatiga. Waktu penelitiannya adalah mulai 3 Juli 2012 sampai 15 Juli 2012.
PD BKK ini terletak lumayan jauh dari masjid ataupun mushola. Maka dari itu peneliti ingin meneliti apakah kebijakan perusahaan berpengaruh terhadap kedisiplinan menjalankan shalat atau tidak. Dan dari sudut pandang yang seperti itu, juga belum pernah ada penelitian dengan tema seperti ini di PD BKK Sidorejo Kota Salatiga.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi menurut Sugiyono, (2006:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi seluruh karyawan PD BKK Sidorejo Kota Salatiga dimana jumlah seluruh karyawannya adalah 7 orang.
Sampel
Sampel berdasarkan keterangan Sugiyono, (2006:56) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Yang menjadi subjek penelitian adalah karyawan PD BKK Sidorejo Kota Salatiga.
Karena jumlah populasi yang relatif kecil maka teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sugiyono, (2006:61).
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data meliputi:
Sumber data
Sumber data penelitian ini adalah karyawan PD BKK Sidorejo kecamatan Sidorejo lor Salatiga serta lingkungan yang mendukung.
Cara pengambilan data
Data kebijakan perusahaan BKK diambil melalui observasi. Serta pengambilan data dengan wawancara. Cara tersebut diperjelas sebagai berikut:
Angket
Sebagian besar penelitian umumnya meng-gunakan angket sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data. Arikunto (2006:225)
Sedangkan pengertian dari angket itu sendiri Risnayanti (2004:41) menjelaskan bahwa angket adalah alat untuk menumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis. Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup, yaitu angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pertanyaan disusun dengan disertai alternative jawabannya, respoden diminta untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari alternative yang sudah disediakan.
Untuk mendapatkan data yang kompre-hensif, angket ini dibagikan kepada karyawan PD. BKK Sidorejo yang menjadi responden. Angket tersebut berisi pertanyan seputar kebijakan perusahaan dan kedisiplinannya menjalankan shalat.
Metode Observasi (pengamatan)
Observasi adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. (Arikunto dkk, 2007:16-20).
Jadi metode ini adalah pengamatan langsung terhadap kebijakan perusahaan BKK terhadap kedisiplinan karyawannya dalam menjalankan shalat.
Metode Dokumentasi
Metode ini dalam arti sempit adalah sebagai kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan. Sedangkan dalam arti luas adalah dokumen, sertifikat, foto, tape dan lainnya. (Arikunto, 2002:64).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum perusahaan daerah badan kredit kecamatan, keadaan karyawan, keadaan sarana prasarana dan keadaan lingkungan sekitar.
Instrumen Penelitian
Pedoman angket
Angket dibuat berdasarkan pada indikator-indikator kedisiplinan menjalankan shalat karena untuk mengetahui kedisiplinan karyawan dalam melaksanakan shalat. Dengan masing-masing indikator tersebut dijabarkan menjadi dua item soal.
Pedoman observasi
Untuk mengetahui sejauh mana kedisiplinan karyawan dalam menjalankan shalat dan ada tidaknya pengaruh kebijakan perusahaan terhadap kedisplinan karyawan dalam menjalankan shalat.
Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi, disini peneliti menggunakan berbagai data antara lain: daftar hadir karyawan, buku peraturan atau tata tertib perusahaan.
Analisis data
Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Untuk kebijakan perusahaan, kedisiplinan menjalankan shalat karyawan digunakan observasi dan seperangkat soal/ permasalahan dan data tersebut dianalisis deskripsi kuantitatif.
Dan menggunakan rumus korelasi produk moment seperti di bawah ini yang dijelaskan oleh Sugiyono (2007:228):
,,,,(rumus Produk Moment)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara
x : variable pengaruh
y : variable terpengaruh
Sistematika penulisan
Untuk memudahkan pemahaman isi skripsi ini, penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I: Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Hipotesis, Metode Penelitian, Analisis Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II: Kajian Teori, terdiri dari analisis teori yang berkaitan dengan penelitian yaitu tentang kebijakan perusahaan, kedisiplinan, shalat dan karyawan.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, mencakup paparan data dan temuan penelitian dari responden.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup deskripsi tiap temuan dan pembahasan tiap temuan penelitian.
BAB V: Penutup, mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang diteliti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar