Selama menjalani mata kuliyah akhlak tasawuf bersama pak Sulthoni saya tetap berdoa sesuai proposal saya yang pertama kali saya tulis. Namun sampai akhir perkuliyahan proposal saya tadi belum juga turun. Hingga akhirnya pak Sulthoni memberi saran kepada kami untuk menyederhanakan permintaan yang saya inginkan.
Dan saran itupun saya lakukan menjadi Hp baru yang dual sim card yang dulunya adalah laptop thosiba 14”. Dalam pemindahan fokus menjadi hp baru ini, kesulitan yang saya tempuh adalah menjalani hidup di Salatiga dengan uang serba pas-pasan. Namun anehnya setiap uang saya habis dan kebutuhan mulai datang, maka datang pula uang untuk mencukupi kebutuhan itu. Keadaan ini berjalan kurang lebih satu bulan.
Dan tanpa saya memberikan informasi kepada orang tuan saya tentang keadaan ku selama ini, orang tua saya datang ke Salatiga, yang biasanya datangnya Cuma ayah saja kini yang datang adalah keduanya. Dan saya mendapatkan uang saku lebih daripada biasanya.
Modal nekatpun saya lakukan dengan berbekal uang Rp 500 ribu saya pergi ke suatu konter hp dan asya membeli hp baru dengan harga Rp 330 ribu karena waktu itu saya juga akan membayar pajak sepeda motor.
Demikian hp baru didapat kehidupan sehari-hari serba pas-pasan seperti sebelumnya tadi.
Satu proposal kecil telah berhasil dan saya tetap berharap bahwa proposal saya yang telah saya sampaikan pasa Allah dan dikumpulkan pada pak Sulthoni tetap saya harapkan dengan tiada berhenti berdoa dan bersedekah.
Terima kasih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar